1. Candi Penataran
Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak di lereng
barat daya Gunung Kelud, di sebelah utara Blitar, pada ketinggian 450
meter dpl. Dari prasasti yang tersimpan di bagian candi diperkirakan
candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kediri sekitar
tahun 1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan
Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415.
2. Candi Gurah
http://bumikediri.blogspot.com |
Candi Gurah terletak di kecamatan Gurah (Asal Kelahiran Saya ) tepatnya di desa Gurah Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Pada tahun
1957 pernah ditemukan sebuah candi yang jaraknya kurang lebih 2 km dari
Situs Tondowongso yang dinamakan Candi Gurah namun karena kurangnya
dana kemudian candi tersebut dikubur kembali.
3. Candi Tondowongso
Situs Tondowongso merupakan situs temuan purbakala yang ditemukan
pada awal tahun 2007 di Dusun Tondowongso, Kediri, Jawa Timur. Situs
seluas lebih dari satu hektare ini dianggap sebagai penemuan terbesar
untuk periode klasik sejarah Indonesia dalam 30 tahun terakhir (semenjak
penemuan Kompleks Percandian Batujaya), meskipun Prof.Soekmono pernah
menemukan satu arca dari lokasi yang sama pada tahun 1957. Penemuan
situs ini diawali dari ditemukannya sejumlah arca oleh sejumlah perajin
batu bata setempat.
Berdasarkan bentuk dan gaya tatahan arca yang ditemukan, situs ini
diyakini sebagai peninggalan masa Kerajaan Kediri awal (abad XI),
masa-masa awal perpindahan pusat politik dari kawasan Jawa Tengah
ke Jawa Timur. Selama ini Kerajaan Kediri dikenal dari sejumlah karya
sastra namun tidak banyak diketahui peninggalannya dalam bentuk bangunan
atau hasil pahatan.
4. Arca Buddha Vajrasattva
Arca Buddha Vajrasattva ini berasal dari zaman Kerajaan Kediri (abad X/XI). Dan sekarang merupakan Koleksi Museum für Indische Kunst, Berlin-Dahlem, Jerman.
5. Prasasti Kamulan
http://dimassahrul.files.wordpress.com |
Prasasti Kamulan ini berada di Desa Kamulan, Trenggalek, Jawa
Timur. Prasasti ini dibuat dan dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja
Kertajaya, pada tahun 1194 Masehi, atau 1116 Caka. Melalui prasasti ini
disebutkan bahwa hari jadi dari Kabupaten Trenggalek sendiri tepatnya
pada hari Rabu Kliwon, tanggal 31 Agustus 1194.
6. Prasasti Galunggung
Prasasti Galunggung memiliki tinggi sekitar 160 cm, lebar atas
80 cm, lebar bawah 75 cm. Prasasti ini terletak di Rejotangan,
Tulungagung. Di sekeliling prasasti Galunggung banyak terdapat tulisan
memakai huruf Jawa kuno. Tulisan itu berjajar rapi. Total ada
20 baris yang masih bisa dilihat mata. Sedangkan di sisi lain prasasti
beberapa huruf sudah hilang lantaran rusak dimakan usia. Di bagian
depan, ada sebuah lambang berbentuk lingkaran. Di tengah lingkaran
tersebut ada gambar persegi panjang dengan beberapa logo. Tertulis pula
angka 1123 C di salah satu sisi prasasti.
7. Prasasti Jaring
http://travellers2009.wordpress.com |
Prasasti Jaring yang bertanggal 19 November 1181. Isinya berupa
pengabulan permohonan penduduk desa Jaring melalui Senapati Sarwajala
tentang anugerah raja sebelumnya yang belum terwujud.vDalam prasasti
tersebut diketahui adanya nama-nama hewan untuk pertama kalinya dipakai
sebagai nama depan para pejabat Kadiri, misalnya Menjangan Puguh, Lembu
Agra, dan Macan Kuning.
8. Candi Tuban
(dok. Kompas / Dody Wisnu Pribadi) |
Pada tahun 1967, ketika gelombang tragedi 1965 melanda Tulungagung.
Aksi Ikonoklastik, yaitu aksi menghancurkan ikon – ikon kebudayaan dan
benda yang dianggap berhala terjadi. Candi Mirigambar luput dari
pengrusakan karena adanya petinggi desa yang melarang merusak candi ini
dan kawasan candi yang dianggap angker.
Massa pun beralih ke Candi Tuban, dinamakan demikian karena candi
ini terletak di Dukuh Tuban, Desa Domasan, Kecamatan Kalidawir,
Kabupaten Tulungagung. Candi ini terletak sekitar 500 meter dari Candi
Mirigambar. Candi Tuban sendiri hanya tersisa kaki candinya. Setelah
dirusak, candi ini dipendam dan kini diatas candi telah berdiri kandang
kambing, ayam dan bebek.
Menurut Pak Suyoto, jika warga mau kembali menggalinya, maka kira –
kira setengah sampai satu meter dari dalam tanah, pondasi Candi Tuban
bisa tersingkap dan relatif masih utuh. Pengrusakan atas Candi Tuban
juga didasari legenda bahwa Candi Tuban menggambarkan tokoh laki – laki
Aryo Damar, dalam legenda Angling Dharma dan jika sang laki – laki
dihancurkan, maka dapat dianggap sebagai kemenangan.
9. Prasasti Panumbangan
http://tatkalam.blogspot.com |
Pada tanggal 2 Agustus 1120 Maharaja Bameswara mengeluarkan
prasasti Panumbangan tentang permohonan penduduk desa Panumbangan agar
piagam mereka yang tertulis di atas daun lontar ditulis ulang di atas
batu. Prasasti tersebut berisi penetapan desa Panumbangan sebagai sima
swatantra oleh raja sebelumnya yang dimakamkan di Gajapada. Raja
sebelumnya yang dimaksud dalam prasasti ini diperkirakan adalah Sri
Jayawarsa.
10. Prasasti Talan
Prasasti Talan/ Munggut terletak di Dusun Gurit, Kabupaten Blitar.
Prasasti ini berangka tahun 1058 Saka (1136 Masehi). Cap prasasti ini
adalah berbentuk Garudhamukalancana pada bagian atas prasasti dalam
bentuk badan manusia dengan kepala burung garuda serta bersayap. Isi
prasasti ini berkenaan dengan anugerah sima kepada Desa Talan yang masuk
wilayah Panumbangan memperlihatkan prasasti diatas daun lontar dengan
cap kerajaan Garudamukha yang telah mereka terima dari Bhatara Guru pada
tahun 961 Saka (27 Januari 1040 Masehi) dan menetapkan Desa Talan
sewilayahnya sebagai sima yang bebas dari kewajiban iuran pajak sehingga
mereka memohon agar prasasti tersebut dipindahkan diatas batu dengan
cap kerajaan Narasingha.
Raja Jayabhaya mengabulkan permintaan warga Talan karena kesetiaan
yang amat sangat terhadap raja dan menambah anugerah berupa berbagai
macam hak istimewa.