Penyaringan Guru Profesional melalui Portofolio ,suatu hal yang patut kita cermati. Dari berbagai contoh rasional,seorang Guru pada kenyataannya banyak yang membackup dirinya secara instan. Banyak guru yang merekayasa kemampuan diri melalui seminar,workshop,karya ilmiah, kuliah ke jenjang S2 secara instan dan yang lebih ironis banyak daiantara guru yang lulus sertifikasi buta teknik informatika terutama dalam dunia maya (internet),.kadang bisa main internet,tapi tidak bisa mengapresiasikan dirinya dengan membuat blog,aplikasi yang mendukung pembelajaran yang sudah tersaji oleh internet melalui situs pendidikan.
penulis sendiri sudah banyak makan garam dengan dunia pendidikan, bahkan mengabdi di pulau madura yang masih terbelakang dan jauh dari keluarga. Tapi saya tidak patah arang untuk selalu mengikuti perkembangan jaman dan bisa menguasai melalui belajar secara autodidak tanpa kursus. Perlu diketahui dari jaman ke jaman perjalanan saya menjadi seorang pendidik,banyak sekali hambatan terutama masalah biaya. Di era orde baru tahun 90-an gaji masih jauh dibawah standart, untuk biaya hidup saja masih sangat kurang sekali, maka sudah sepatutnyalah saya dihargai oleh pemerintah atas jasa selama mengabdi didaerah terbelakang dan terisolir dengan langsung mendapatkan dana langsug. Hal ini sangatlah penting bagi saya,guna membeli perangkat komputer / laptop serta jaringan internet, karena rasa keingintahuanku dalam hal ini sangat besar. saya juga tidak mau kalah dengan anak jaman sekarang yang diangkat jadi cpns yang gajinya selangit dan sombong lagi. Mereka jarang sekali menghargai para seniornya yang telah lama menjadi peletak dasar pendidikan.
Perlunya pemerintah memperhatikan hal ini,dijaman susah kami perjuang tanpa kenal pamrih, tapi setelah jaman berkembang kesejahteraan melalui sertifikasi kami tergusur dan menjadi rebutan oleh kaum muda yang mulai awal sudah bergaji tinggi dan bisa untuk meningkatkan pendidikan melalui program S1 maupun S2.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar